Night Diamond
Posted by : Unknown Friday, November 4, 2016

Pertama kali tahu Attack on Titan adalah versi anime nya. Ya, sebelum itu pasti saya cari info sinopsisnya dulu biar gak menyesal setelah nonton. Reaksi awal : Duh, cerita khayal. Ada raksasanya pula. Keliatan khas tontonan buat anak-anak jepang yang suka cerita science fiction heroik. Yang membuat saya tertarik cuma tokohnyaEren Jäger, namanya Jerman, berarti nggak melulu karakter jepang. Selain itu juga ada dorongan rekomendasi dari temen, okelah.
Episode pertama berkesan sekali. Yang awalnya kupikir bakal ridiculous, ternyata nggak. Aku jatuh cinta. Nggak berlaku buat anime aja, film, drama juga, yang bisa membuat kamu terbawa suasana yang diciptakannya, maka itu baru tontonan berbobot kkk~ . Saya terbawa suasana suram dan menakutkan yang diciptakan Shingeki no Kyojin walaupun dia mengangkat tema “Punahnya manusia karena raksasa” yang kupikir kekanakan. But, Hajime Isayama deserves it! Nggak ada kesan kekanak-kanakan sama sekali malahan (terutama di versi manganya) Jadi aku lanjut nonton sampe episodes nya selesai.
Nggak puas sampai anime doang dan penasaran aku lanjut baca manganya. Manga online, exactly. Dan hal itu membahagiakan karena akhirnya ada mangaka yang mengerti selera pembaca sepertiku. Nggak ada tokoh utama cantik, nggak ada kawai-kawai an, nggak ada percakapan sampah, hal-hal picik seperti rebutan pacar, perkelahian antar remaja, yuri, yaoi, echi dsb. Yang ada hanya penggambaran suasana bagaimana untuk bertahan hidup dan menang melawan Titan.
Yang spesial dari manga ini  dan nggak ada di manga kebanyakan :
Beberapa hal di sini sudah banyak diterangkan oleh blog review lainnya, saya hanya mempertegas.
1. Cerita yang matang
Bukannya aku mengejek karena aku membandingkan manga Naruto, One Piece, Bleach dsb dengan AoT. Tapi Attack on Titan aka Shingeki no Kyojin kurasa berbeda. Jika serial One Piece atau Naruto yang sudah terbit lebih dari 700 chapter memiliki jalan cerita yang puanjaaang, agak rumit dan bertele-tele, dan beberapa chapternya kadang berdiri sendiri tanpa ada hubungannya dengan chapter lain, Shingeki no Kyojin punya satu pokok cerita dan permasalahan yang diselesaikan dengan berbagai cara dan bertahap. Maksudku, jalan ceritanya lebih terarah, hubungan sebab akibat yang bisa diterima, sudah terencana dan nggak tiba-tiba muncul. Rasanya semua yang terjadi disana pasti karena suatu alasan. Adapun yang belum jelas, akan terungkap di chapter-chapter berikutnya.
2. Tokohnya dari seluruh ras di dunia
Jauh sebelum saya menulis review ini, saya sudah baca artikel yang memuat dari mana saja tokoh-tokoh SnK berasal (recomended banget untuk dibaca dulu, klik disini). Artikel itu juga membahas bahwa SnK punya ciri khas yang malah beberapa orang menganggapnya jelek. but that’s not true, at all.
-cuma dari artikel tsb mungkin yang mau aku koreksi sejak kemunculan Chapter 56 (dari gambar) Levi, entah dia dari Perancis atau Jepang atau Amerika, i can’t make sure. Marga keluarganya Ackerman, katanya Ackerman dari Amerika, tapi menurutku agaknya Levi dibuat mirip Hajime Isayama sendiri ya *ups*
Kalo iya, pendapat pribadi nih, Levi itu sebenernya sama seperti Mikasa yaitu blesteran Amerika (ibunya) – Jepang (bapaknya). Dengan kehadiran seluruh ras di dunia yang memiliki ciri fisik (wajah, mata, dagu, tinggi badan dan rambut) masing-masing dalam manga bikin kita nggak bosen baca manga yang kebanyakan karakternya gitu-gitu aja.
3. Creepy
Suka film atau cerita aksi dan horor tapi nggak suka manga/anime? Pertimbangkan buat baca manga ini dulu, karena AoT punya keduanya, nggak pake basi. Baik dari alur, gambaran komiknya dan tokoh-tokoh di dalamnya (Titannya juga masuk). Dengan alasan ini juga aku berani katakan Shingeki  no Kyojin (terutama manganya) bukan untuk anak-anak. Di Indonesia, manga ini diterbitkan dengan label Level Komik yang sasarannya adalah pembaca dewasa. Mengapa demikian? bukan karena hentai. Alasannya banyak bloody scenes disana, yang menampilkan darah, Titan yang memakan manusia dan potongan-potongan tubuh yang nggak baik buat kesehatan anak-anak yaa.
4. Ilustrasi yang istimewaHal ini sangat sederhana, menyinggung beberapa blog juga berpendapat bahwa gambar Hajime Isayama dihujami ejekan. Ilustrasinya memang “nggak cantik dan bersih”, malah lebih kayak sketsa yang agak semrawut. Sebenarnya bukan begitu, hanya masalah genre nya saja. Manga ini menciptakan kesan suram, nggak akan ada gambar cantik dan bersih. Aku menikmati setiap gambar yang ada di manga bahkan dibanding animenya, versi manga lebih mendukung suasana yang hanya dimiliki Attack on Titan.


 5. Karakter realistis
Sulit menghapal karakter dalam manga/anime? Jangan dipungkiri jika kamu menghapal mereka hanya dari ciri rambut, warna mata, dan pakaian. Ya kan? Ya kan?? Kebanyakan begitu. Karenanya banyak anime yang menciptakan bentuk dan warna rambut yang “kurang realistis” supaya mereka bisa menciptakan lebih banyak karakter yang berbeda, walau wajah mereka sebenarnya sama.
Bagaimana dengan Attack on Titan? Mereka juga punya macam-macam warna rambut, tetapi cuma yang mungkin ada di bumi, berkisar pirang, cokelat, dan hitam.
Selain itu menurutku gambar karakter (baik di anime maupun manga) lebih hidup dengan detail-detail pakaian, senjata, mata, porsi tubuh, bentuk wajah dan “arsiran kotor” yang beberapa orang gak sependapat. Mereka bilang lebih suka yang cakep sekaligus kawai? Think Again!




Credit :




{ 3 comments... read them below or Comment }

Thanks for Coming and Comeback Again